Assalamualaikum.
Bingung mau mulai dari mana, malam ini saya ingin sedikit bercerita tentang seseorang, yang mungkin bisa dibilang punya banyak jasa untuk hidup saya beberapa tahun ini.
Kenapa saya bilang dia berjasa? kenapa hanya beberapa tahun ini saja? dan kenapa saya menyebut diri saya dengan kata "saya" ? bukan "gue" atau "aku" seperti yang sering saya gunakan di postingan-postingan saya yang lain di blog ini. yaa, entahlah. malam ini terlalu melow dan hening untuk saya menulis sesuatu dengan kata-kata itu. Seperti tidak ada mood dan gairah. Entahlah. Lupakan saja.
Ada yang sedang membaca tulisan saya ini? apa kalian masih Sekolah? atau sudah menjadi seorang Mahasiswa yang bisa kekampus dengan baju bebas tanpa harus terbebani oleh baju seragam yang sudah di atur Jadwal penggunaannya oleh guru-guru kalian? ah sudahlah, tak perduli dengan seragam-seragam itu. yang ingin saya bahas disini adalah tentang ....KANTIN. iya.... kantin.
Tau kantin? Tempat dimana perut-perut yang kelaparan pergi mengadu dan mencari penyelamatan atas rasa keroncongan yang mereka rasakan. Semua sekolah atau kampus pasti punya kantin, dan semua kantin pasti punya penjaga kantin. Tentu saja kan?
Ya benar......Penjaga kantin. Seseorang yang setia membuatkan masakan-masakan terbaik mereka untuk para konsumennya, setia menanti konsumennya belajar, kuliah, praktikum, atau apapun yang mereka lakukan. Menanti hingga semua itu terselesaikan dan akhirnya dengan setarik senyuman diwajah siap melayani para konsumennya yang kelaparan.
Saya, sebagai seorang Mahasiswi disebuah kampus, tentu saja memiliki beberapa langganan Kantin yang saya sukai, oh bukan. bukan menyukai penjualnya, tetapi makanannya. tentu saja. Mengapa harus salah menerka?
Saya, saya mengenal semua para penjaga kantin yang ada dikampus ini. setidaknya mengenal wajah mereka, meskipun tidak selalu mengenal nama.Apalah arti sebuah nama?
TETEH GENDUT salah satunya, entah siapa nama aslinya, seorang wanita yang menjaga kantin dengan ditemani 2 orang adiknya. berasal dari salah satu kota di daerah Jawa barat. pergi ke Jakarta dan menyewa sebuah kamar kost disekitar kampus,jauh dari keluarga, merantau hanya demi menyediakan masakan terbaik untuk mahasiswa dikampus ini, sebagai mata pencarian demi sesuap nasi yang akan memberi tenaga untuk hidup mereka.
TETEH GENDUT, entah mengapa saya bisa memanggil beliau seperti itu. mungkin karena badannya yang besar, seperti pinang dibelah dua dengan Preti Asmara. iya benar, TETEH memang sangat GENDUT, dialah TETEH GENDUT.
TETEH GENDUT terlihat selalu ceria, selalu sehat, selalu bersemangat, dan selalu iseng bercanda kepada para pembelinya.
tapi ternyata, dibalik keceriaannya itu, ada sebuah kabar yang sangat bertolak belakang. TETEH GENDUT telah berpulang..............
iya, ini benar. bukan berita bohong belaka. meski sebenarnya saya ingin ini hanya sebuah fiktif belaka, tapi nyatanya ini nyata dan realita....
TETEH GENDUTKU telah tiada, telah pergi kepada yang kuasa.
Tak ada lagi canda tawa
Seandainya ini hanya bohong belaka.
"TETEH GENDUTKU....terlalu banyak kenangan tentangmu. terlalu cepat Aku mendengar kabar kepergianmu. Jumat lalu, jumat yang kelabu, semoga engkau selamat di akhirat sana, terimalah salam Rinduku,Rindu kami para penikmat masakanmu, wahai TETEH GENDUTKU......"
gue kalo di kampus males ke kantin...
BalasHapusgue malah susah buat nahan diri supaya ga kekantin, bawaannya laper mulu -_-
Hapusngomongin soal kantin, jadi teringat sama penjaga kasir kantin. seorang gadis cantik nan mungil dengan balutan jilbab keanggunannya. haha tiap hari langganan ke kantin, bukan karena lapar tapi karena sekedar ingin menyapa si penjaga kasir :D
BalasHapusTernyata kekantin banyak modusnya. dasar para lelaki~ haha
Hapus